Pagi
itu seorang anak kecil, dia bernama Hendra akan berangkat ke sekolahnya.
Wajahnya merenung, karena beberapa hari anak itu ada masalah dengan ayahnya
yang kini telah menikah dengan perempuan lain yang menggantikan sosok ibu
kesayangannya yang baru 9 bulan meninggal dunia karena kecelakaan. Hendra masih
duduk di kelas 2 SD, umurnya 8 tahun. Dia mempunyai teman perempuan yang
seiya-sekata dengan perasaannya. Gadis kecil itu bernama lasmi zee. Anak kecil
yang kerap dipanggil Amy itu juga sering bersedih, karena dari kecil ia
ditinggalkan oleh ke-2 orang tuanya. Selama ini dia hanya diasuh oleh nenek
kesayangannya. Hendra dan Amy menjadi cocok karena mereka ber-2 sama-sama ingin
hidup bahagia.
Hendra
berangkat sekolah diantar oleh sopir kepercayaan ayahnya. Sedang Amy, dia hanya
naik sepeda mini yang sangat pas untuk dirinya. Amy memang sangat beruntung,
meskipun dia terlahir dari keluarga yang sederhana, tapi kebutuhannya masih
mampu terpenuhi.
***
Jam
istirahat telah tiba. Amy duduk merenung di bawah pohon yantg sangat rindang.
Tiba-tiba, Hendra duduk menyusulnya. “Aku sedih banget hari ini…”curhat Hendra
menunduk.
“sedih
kenapa?”
“Ayahku
marah-marah….” lanjutnya.
“Kenapa
kamu bisa dimarahin?”Tanya Amy penasaran.
“Kemarin
ibu tiriku nyuruh aku membersihkan kamar mandi, tapi aku gak mau…”
“Tiba-tiba
ayah datang, dan ibu tiriku mengadu dan memfitnah aku…”cerita Hendra panjang
lebar. “Kasian ya kamu??? Padahal kamu masih punya ayah, jadi harusnya kamu
disayangi ayahmu….” Terang Amy yang beraut muka sedih.
“Amy,
besok bolos yuk????” ajak Hendra antusias.
“Bolos
kemana Hendra???”
“Kemana
aja, yang penting kita bisa bahagia,”
“Oke,
kalau gitu aku mau…” jawab Amy mengangguk setuju.
“Besok
aku tunggu di pohon itu, abis subuh ya?”ajak Hendra sambil menunjuk salah
sebuah pohon yang ada di ujung jalan. “Oke,,,”balas Amy dengan senyum. Mereka
ber-2 melupakan PR dan tugas sekolahnya. Padahal mereka ber-2 besok akan
ulangan.
Ke-esokan
harinya…..
Seperti
apa yang sudah direncanakan kemarin, ba’da subuh Hendra sudah berada di bawah
pohon tempat di mana yang telah dijanjikan ke-2nya kemarin. Hendra membawa tas
dan uang tabungannya selama ini untuk bekal perjalanannya nanti. Ia menunggu
Amy yang sampai sekarang masih belum terlihat batang hidungnya.
Dalam
waktu yang bersamaan di tempat yang berbeda. Pelan-pelan Amy turun dari ranjang
tidurnya. Sebentar ia menengok neneknya yang masih terlelap dalam tidurnya. Amy
membangunkan neneknya dan meminta ijin, setelah neneknya mengangguk tanda
setuju, Amy segera bersiap-siap. Ia hanya membawa tas selempangnya. Dia bukan
anak orang kaya, jadi Amy tidak punya saku untuk bekal di jalan nanti. Amy
berhasil keluar dari rumah dan menemui Hendra yang sudah menunggunya.
“Hendra,
maaf ya…. Aku datangnya terlambat,”
“Iya,
gak apa-apa… ayo cepetan, kita harus mencari bus untuk jalan-jalan…” ajak
Hendra sambil menarik tangan Amy.
“Memang
kita mau kemana?”Tanya Amy memastikan.
“Aku
ingin bahagia, kita habiskan hari ini berdua ya?”ajak Hendra layaknya remaja
yang sedang mengajak kencan seseorang yang disukainya. Amy tersenyum lebar dan
membalas tangan Hendra yang masih menggandengnya.
“Amy!!!
Itu ada bussss….???”teriak Hendra sambil menunjuk bus.
“Tulungagung,
Kediri, Trenggalek!!!”teriak kernet bus sambil mengangkat jari telunjuk
kanannya.
“Tulungagung
pak???” teriak Amy dan Hendra secara bersamaan.
“Iya,
masuk dek… cepat-cepat!!!”instruksi kernet bus itu.
Suasana
di dalam bus.
“Hendra,
aku ngantuk…”ucap Amy sedikit menguap.
“Sama,
aku juga mengantuk Amy…” tanpa sadar Hendra tidur di pundak Amy. Amy terkaget.
Dia-pun akhirnya ikut tertidur.
Beberapa
waktu kemudian…..
“Tulungagung!!!
Tulungagung!!!” teriak sang kernet.
Amy
dan Hendra akhirnya berkerubut turun dari bus
Siang
itu, ke-2 anak kecil berlainan jenis berjalan-jalan ke sebuah taman. Yang tak
lain adalah Taman Kusuma Wicitra (red: nama alun-alun Tulungagung).
Mereka
ber-2 naik ayunan, duduk di kursi taman, berlari-larian, mengejar burung dara,
melihat ikan, membaca buku, dan terakhir, ke-2 anak itu duduk di sebuah pohon
beringin dekat permainan outbond.
“Amy,
aku ingin bahagia...”ucap Hendra sambil memandang lurus ke depan.
“Aku
juga ingin sekali Hendra,”balas Amy sambil menunduk.
“Oya
Amy, kata mamaku… setelah mama menikah, mama bahagia,” sjelas Hendra terdiam
sebentar. “Bagaimana kalau kita menikah?” tawar Hendra. Anak kecil ini berkata
menikah tanpa tahu artinya.
Amy
terdiam,, “Tapi apakah benar? Setelah menikah bisa bahagia?”Tanya Amy yang
masih sedikit bingung.
“Aku
juga tidak tahu. Tapi mama aku bilang, setelah menikah mamaku bahagia…”
“Tapi
bukankah menikah itu dilakukan oleh orang dewasa?”Tanya Amy memastikan.
“Tapi
kan kita ingin bahagia…”
Amy
tampak berfikir,, “Hendra, udah sore. Kita pulang yuuuuk???”ajak Amy
mengalihkan pembicaraan Hendra.
“Tapi
Amy, aku males pulang…”
“Kenapa?”
“Kenapa?”
“Karna
ayahku jahat…”jawab Hendra menunduk.
“Kenapa
bisa begitu?”
“papaku
termakan oleh omongan mama tiriku…”
“padahal
kamu masih punya ayah, sedang aku…
Aku
tidak pernah tahu ke-2 orang tuaku. Dari kecil aku hanya hidup bersama
nenek…”jelas Amy bersedih.
“Emmm,
kita menikah saja yuk? Biar bahagia…”tawar Hendra sekali lagi.
“Emmm,
iya deh, kita coba aja ya?”
Ke-2
anak kecil itu tersenyum.
Ke-esokan
harinya…..
Bersambung
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon