About Me

Ulumul Quran Tauqifi Atau Taufiqi


BAB II
PEMBAHASAN


A Urutan ayat Al-Qur’an itu tauqifi atau taufiqi
Al-Qur’an terdiri atas surah-surah dan ayat-ayat, baik yang panjang maupun yang pendek. Ayat adalah sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dari Qur’an.Surah adalah sejumlah ayat Qur’an yang mempunyai permulaan dan kesudahan.Tertib atau urutan ayat-ayat dalam Al-Qur’an adalah tauqifi, ketentuan  dari Rasulullah.[1]

            Sebagaian ulama meriwayatkan bahwa pendapat ini adalah ijma’
diantaranya :
1. Az-Zarkasi dalam Al-Burhan dan Abu Ja’far ibuz Zubair dalam Munasabah-nya, di mana ia mengatakan ; “ tertib ayat-ayat di dalam surah-surah itu berdasarkan tauqifi dari Rasullulah dan atas perintahnya, tanpa diperselihkan kaum muslimin” .                                                                                                 
2.  As-Suyuti telah memastikan hal itu, ia berkata : “ Ijma ‘ dan nas-nas yang serupa menegaskan, tertib ayat-ayat itu adalah taufiqi, tanpa di ragukan lagi.”

       Malaikat Jibril menurunkan beberapa ayat kepada Rasullullah dan menunjukan kepadanya kepadnya tempat di mana ayat-ayat itu harus diletakkan dalam surat atau ayat-ayat yang turun sebelumnya. Lalu Rasullullah memerintahkan kepada para penulis wahyu unutk menuliskannya ditempat tersebut. Ia mengatakan pada mereka: “ letakkanlah ayat-ayat ini pada surah yang didalamnya disebut begini dan begini, “ atau “ Letakkanlah ayat ini di tempat anu.”
Susunan dan penempatan ayat tersebut sebagimana yang disampaikan para sahabat kepada kita. 

            Usman bin abil ‘As berkata: “ Aku tengah duduk di samping Rasullullah, tiba-tiba pandangannya mejadi tajam lalu kembali seperti semula. kemudian    
katanya, “ Jibril telah datang kepadaku dan memerintahkan agar aku meletakkan ayat ini di tempat anu dari surat ini : 

 Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran “. (Q.S An-Nahl {16}:90)[2]
            Usman berhenti ketika mengumpulkan Qur’an pada tempat setiap ayat dari sebuah surah dalam Qur’an, sekalipun ayat itu telah di mansukh hukumnya, tanpa mengubahnya. Ini menunjukkan bahwa penulisan ayat dengan tertib seperti ini adalah tauqifi.[3]
 
            Terdapat sejumlah hadits yang menunjukan keutamaan beberapa dari surah-surah tertentu. Ini menunjukan bahwa tertib ayat-ayat bersifat tauqifi. Sebab jika tertibnya dapat diubah , tentunya ayat-ayat itu tidak didukung oleh hadits-hadits tersebut. 

1.    Diriwayatkan dari Abu Darda’ dalam hadits marfu’ “ Barang Siapa hafal sepuluh ayat dari awal surah Kahfi, Allah akan melindunginya dari Dajjal. Dan dalam redaksi lain dikatakan : “ Barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surah Kahfi.[4]

   Dengan demikian, tertib ayat-ayat al-Qur’an seperti yang ada dalam mushaf yang beredar di antara kita adalah tauqifi, tanpa diragukan lagi. Al-Suyuti, setelah menyebutkan hadis-hadis berkenaan dengan surah-surah tertentu mengemukakan: “Pembacaan surah-surah yang dilakukan Nabi di hadapan para sahabat itu menunjukkan bahwa tertib atau susunan ayat-ayatnya tauqifi. Sebab, para sahabat tidak akan menyusunnya dengan tertib yang berbeda dengan yang mereka dengar dari bacaan Nabi. Maka sampailah tertib ayat seperti demikian kepada tingkat mutawatir.


[1] Drs. Mudzakir As.Manna’ Khalil al-Qattan. “ Studi Ilmu-ilmu Qur’an “.  Pustaka Litera Antar        Nusa.2011. hlm.205

[2] Al-Qur’anul Karim,Tafsir Per kata Tajwid Kode.al fatih.Jakarta.2012 hlm.277
[3] Drs. Mudzakir As.Manna’ Khalil al-Qattan. “ Studi Ilmu-ilmu Qur’an “.  Pustaka Litera Antar   Nusa.2011. hlm.206
[4] Imam Al-Mundziki” Ringkasan Hadits Shahih Muslim”Pustaka Amani.2003.bab.keutamaan surah   Al-Kahfi.2098.hal1251


Materi Pembahasan Selanjutnya ...
Previous
Next Post »

BTemplates.com