B. Urutan surat
Al-Qur’an itu tauqifi atau taufiqi
Al-Qur’an
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw selama Kurang lebih dua puluh tiga
tahun itu, terdiri dari 114 surat, dan tiap-tiap surat terdiri dari sejumlah
ayat yang bilanganya berbeda-beda.
Secara
etimologis, surat berarti “ manzila “ ( kedudukan), atau tempat yang tinggi.
Surat Al-Qur’an dinamakan “surat” karena al Qur’an diturunkan dari tempat yang
tinggi.
An-Nabigah
dalam syairnya mengatakan :
اَلَمَ
َتََرَ اَنّآالّّّلّهَ َاعٌََْطَ كَ سُوْ رََةً.تَََرَى كٌلَّ مُلْكٍ دُوْنَهَا
يَيَذ بَذَ بُ
“ Tidakkah engkau mengetahui bahwa allah telah
memberikan kedudukan yang tinggi kepadamu.Engkau mengetahui bahwa setiap
kerajaan terguncang karenanya”
Sebagai ahli bahasa memberikan huruf hamzah pada
sesudah huruf sin, sehingga harus dibaca سُؤْ
رََة (surah), yang
berarti potongan. Surat-surat al -Qur’an dinamakan “Su’rah” Karena surat-surat
itu dipisahkan antar satu dengan surat lainnya.
Secara
terminologis, dimaksud dengan surat al-Qur’an ialah “ Batasan surat ialah, al-Qur’an yang
mencakup beberapa ayat yang mempunyai pembuka dan penutup, dan paling sedikit
terdiri dari tiga ayat”
( az-Zarkasyiy, 1391H.(1972M.):264.
As-ٍٍSiyutiy memberikan pengertian surat sebagai
berikut:
السُّوْ
رَةُ الطَّ ئِفَة اْلُمتََََرْ جَمَةُ بِا
سْمٍ خَا صّ ٍتَوْ قِيْفًا
“
Surat ialah sekelompok (ayat-ayat al-Qur’an) yang dinamakan dengan nama
tertentu secara tauqifi (ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya)”.
(as-Siyutiy, 1925:53).
Jika
kedua pendapat tersebut digabungkan , maka dapatlah disimpulkan, bahwa yang
dimaksudkan dengan surat ialah: bagian dari al-Qur’an yang terdiri dari
beberapa ayat yang mempunyai pembuka dan penutup, dan dinamakan dengan namanya
tertentu secara tauqifi (Petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya).[1]
Susunan
ayat dan surat dalam al-Qur’an adalah tauqifi (kententuan dari Allah) melalui
Malaikat Jibril yang menunjukkan kepada Rasullullah tempat dimana ayat-ayat
yang diturunkan sebelumnya. Kemudian Rasullullah memerintahkan pada para
penulis wahyu untuk menuliskan di tempat-tempat sebagaimana yang ditunjukkan
Jibril.[2]
Al-
Kirmani mengatakan , tertib surah seperti yang dikenal sekarang ini adalah sama
dengan yang ada di lauhul mahfudz. Menurut tertib ini pula Rasullullah
membacanya dihadapan malaikat Jibril pada bulan Ramadhan.[3]
Para
ulama berbeda pendapat mengenai susunan dan tertib surat-surat dalam mushaf.
1.
Sebagian ulama salaf berpendapat, bahwa
susunan dan tertib surat-surat
al-Qur’an
dalam Mushaf sebagaimana kita saksikan sekarang adalah tauqifi (atas
petunjuk Allah dan RasulNya) dengan alas an sebagai berikut:
a) Surat-surat HAWAMIM (Surat-surat yang diawali
dengan “ HAMIM”) tersusun secara tertib, demikian pula surat-surat “TAWASIN”
(surat-surat yang diawali dengan “ TA SIN”).
b)
Surat-surat “MUSABBIHAT” (surat-surat yang diawali dengan “ SABBAHA” tidak
tersusun dengan tertib, bahkan terpisah antara satu surat dengan surat lainnya.
Letak surat “ Ta Sin Mim” ( asy –Syu’ara),
“Ta sin Mim” (al-Qasas) dan “Ta Sin Mim” (an-Naml) adalah terpisah ,
padahal surat “Ta Sin Mim” (al-Qasas) lebih pendek dari surat “ Ta Sin Mim”
(an-Naml) ,Surat Al-Qasas terdiri dari 88 ayat, sedang surat an-Naml terdiri dari 93
ayat.[4]
Asy-Syihristaniy dalam tafsir, Mafatihul-Asrar,
Ketika menafsirkan firman Allah:
“ Dan Sesungguhnya
Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang[445] dan Al
Quran yang agung”. (Q.S. Al-Hijr{15}:87).[5]
[445] Yang
dimaksud tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang ialah surat Al-Faatihah yang
terdiri dari tujuh ayat. sebagian ahli tafsir mengatakan tujuh surat-surat yang
panjang Yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al 'Araaf, Al
An'aam dan Al-Anfaal atau At-Taubah.[6]
Penjelasan tersebut juga dijadikan
sebagai alasan untuk memperkuat pendapat ulama salaf, bahwa susunan dan tertib
surat-surat adalah tauqifi, bukan ijtihadiy.
2. Sebagian
ulama lainya berpendapat, bahwa susunan surat-surat al-Qur’an adalah Ijtihadiy
( hasil ijtihad para ulama). Mereka beralasan, karena terdapat perbedaan
susunan surat-surat dalam empat mushaf, yaitu mushaf ‘Aliy bin Abi Talib,
Mushaf Ubai bin Ka’b, Mushaf ‘Abdullah bin Mas’ud dan Mushaf ‘Abdullah bin
‘Abbas.
a)
‘Aliy bin Abi Talib, menghimpun
al-Qur’an setelah Rasullullah saw wafat. ia datang membawa mushaf al-Qur’an
dengan seekor unta dan berkata: Inilah al-Qur’an yang saya himpun. Ia membagi
mushaf al-Qur’an menjadi tujuh juz, yaitu: Juz al-Baqorah, juz Ali Imran, juz
an-Nisa, juz al-Maidah, juz al-An’am, juz al-araf dan juz al-Anfal.
Bagian-bagian itu diberi nama dengan lafat yang disebut pada permulaan
tiap-tiap juz.
b)
Ubai bin Ka’b Mushafnya masih dipelihara
di Basrah, di kampung “Qaryah al-Ansar” disimpan oleh Muhammad bin Abd
al-Malik al-Ansariy,
Mushafnya antara lain : Fatihul- kitab, al-Baqarah, an-Nisa, Ali Imran,
an-An’am dst.
c)
‘Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Nadim
menjelaskan bahwa Fadl berkata: saya telah melihat susunan surat-surat
al-Qur’an dalam Mushaf ‘Abdullah bin
Mas’ud dengan urutan seperti ini. Selanjutnya ibnu Nadim meriwayatkan bahwa Abu
Syazan pernah menjelaskan bahwa menurut Ibnu Sirin, ‘Abdullah bin Mas’ud tidak
menulis al- Mu’awwizatain dalam mushafnya dan tidak menulis fatihatul-Kitab.
Ibnu Nadim selanjutnya menjelaskan : saya telah melihat beberapa mushaf yang
penulisnya menyebutkan bahwa mushaf ini adalah mushaf Ibnu Ma’ud, tetapi
sebagai naskah mushaf itu tidak sama. Saya juga telah melihat mushaf yang
ditulis lebih dua ratus tahu yang lalu yang memuat Fatihatul-Kitab.
Mushafnya antara lain : Al-Baqarah,
an-Nisa’, Ali Imran, Sad, al- An’am
al-Maidah, Yunus, Bara’ah, dts.
d)
Mushaf ‘Abdullah bin Abbas (68H)
terkenal sebagai Bapak Mufassir,
asy-Syihristaniy Muhammad bin Abdil-Karim (548H). telah mejelaskan
susunan surat-suratnya dalam muqaddimah tafsir” Mafatihul-Asrar wa Masabihul
–Abrar” (Ibrahim al-Ibyariy, 1974:71).[7]
Mushafnya
antara lain : Iqra’ ,Nun, Wa ad-duha, al-muddasir, dts.
C.
Mengenai Surat Al-Anfal dan
At-Taubah
Ada beberapa hadits
mengenai surat al-anfal dan at-taubah
a) Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Astah dari
Ismail bin ‘Abbas dari Hibban bin Yahya dari Abu Muhammad al-Qurashi ia berkata
berkata :
“ Usaman memerintahkan
kepada para Sahabat agar mengurutkan surat-surat yang panjang-panjang. Kemudian
ia menjadikan surat al-Anfal dan surat al-Taubah di dalam kelompok “ tujuh” dan
surat yang ketujuh. Dan ia tidak memisahkan antara an-Anfal dan al-Taubah.
dengah basmalah”
b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,
al-Tirmizi. Al-Nasa’i, Ibnu Hibban dan al-Hakim dari abbas ia berkata : “ Aku
berkata kepada usman: Apakah yang
mendorong engkau sengaja memasukan surat
al-Anfal padahal ia termasuk “ al-Masani” ( surat-surat yang dibawah 100
ayat jumlahnya) dan juga surat Bara’ah padahal ini termasuk “al-miun”
(surat-surat yang terdiri dari lebih kurang 100 ayat jumlahnya). Kemudian
engkau gabungkan kedua ayat ini dan tidak menulis antara kedua surat itu
basmalah dan engkau letakkan keduanya didalam kelompok” tujuh surat yang
panjang” . Maka Usman berkata “ Adalah Rasullullah turun kepadanya ( menerima)
surat-surat yang mempunyai bilangan ayat yang berbeda. Maka apabila turun wahyu
kepadanya , ia memanggil sebagai penulis wahyu, dengan pesan agar meraka
meletakkan ayat-ayat ini di dalam surat
Nabi sebutkanlah nama suratnya ini dan itu” dan adalah surat al-Anfal itu
termasuk fase permulaan dari surat-surat madaniyah, dan surat bara’ah termasuk
surat yang akhir turunya, sedang qisah
yang ada padaq kedua surat itu serupa. Maka saya kira surat Bara’ah itu masih
sebagian dari surat al-Anfal. Kemudian Nabi
wafat. Dan ia tidak menjelaskan kepada kami bahwa surat bara’ah itu
sebagai dari surat al-Anfal. Karena itulah, saya gabuingkan keduanya, dan saya
letakkan keduanya di dalam kelompak “ tujuh surat panjang”.[8]
Kedua
dalil tersebut hanya khusus untuk tiga surat saja, yakni surat al-Anfal ,
al-Taubah dan Yunus. Karena itu tidak biasa diterapkan untuk seluruh surat
al-qur’an.[9]
D. Pengertian Tanqis Al-Qur’an Dan Hukum
Melakukannya
1.
Pengertian Tanqis
Tanqis
berasal dari kata نقص
ينقص تنقصا yang artinya pengurangan.
Al- Qur’an adalah kitab Allah yang
paling agung yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada makhluk
termulia yaitu Nabi Muhammad SAW., dan kepada umat termulia yang ditampilkan
kepada manusia dengan penuturan dan kefasihan bahasa terbaik yaitu bahasa arab
yang jelas.
Tanqis Al-Qur’an adalah membaca
Al-Qur’an secara tidak teratur.
Misalnya mencampurkan ayat yang
berbeda dalam shalat yang di gabung. Contohnya : membaca ayat dengan terbalik,
ayat 5 kemudian 4 kemudian 3 sampai seterusnya, meskipun bacanya benar tapi itu
tidak boleh.
Atau misalnya mencampur potongan
ayat satu dengan ayat lain di jadikan satu.
2. Hukum Melakukannya Hukumnya haram
tidak diperbolehkan menurut jumhur ulama’. Diantara ulama’ yang memilih ini
adalah Imam Nawawi. Larangan bacaan
Basmallah pada surat at-Taubah,
keasliannya sehingga selamat dari revisi (perubahan) baik berupa
penambahan atau pengurang.[10]
Tapi pembahasan tanqis dalam Al-Qur’an ada juga tanqis surah yang itu
diperbolehkan. Contohnya baca surah Al-Fatihah dan An-Nas, lalu rokaat kedua
baca Al-Fatihah lalu Al-Baqarah itu diperbolehkan.
[1]
Prof.Drs.H.Sa’ad Abdul Wahid. “ Studi ulang ilmu al-Qur’an dan Ilmu Tafsir”
jilid 1. Yagyakarta,2011. hlm.18
[2]
Muhammad Gufron, M.Pd, Rahmawati, MA. “Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah”Sukses
offset 2013. Hlm.8
[3]
Muhammad Gufron, M.Pd, Rahmawati, MA. “Ulumul Qur’an Praktis dan Mudah”.Sukses
offset 2013. Hlm.8
[4]
Prof.Drs.H.Sa’ad Abdul Wahid. “ Studi ulang ilmu al-Qur’an dan Ilmu Tafsir”
jilid 1. Yagyakarta,2011. hlm.21
[5]
Al-Qur’anul Karim,Tafsir Per kata Tajwid Kode.al fatih.Jakarta.2012
hlm.266
[6]
Al-Qur’anul Karim,Tafsir Per kata Tajwid Kode.al fatih.Jakarta.2012
hlm.266
[7]
Prof.Drs.H.Sa’ad Abdul Wahid. “ Studi ulang ilmu al-Qur’an dan Ilmu Tafsir”
jilid 1. Yagyakarta,2011. hlm.23
[8]
Dra. Liliek Chana AW.M.Ag, H. Syaiful Hidayat, Lc.M.HI. ulumul al-qur’an dan
pembelajaranya. Kopertais Wilayah IV Surabaya. 2013. Hlm.219
[9]
Al-Zarqani, Manahil al-Irfan fi” ulumul al-Qur’an, juz1, hlm.346-347
[10]
http://www.fikihkontemporer.com/diakses
pada Senin, 6 april 2015
Untuk Terakhir dari Bahan Makalah lanjut Ke Penutup / Kesimpulan ...
Untuk Terakhir dari Bahan Makalah lanjut Ke Penutup / Kesimpulan ...
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon