ü Hukum
Kekekalan Massa / Hukum Lavoisier
Hukum kekekalan massa muncul
karena adanya teori dari Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) oleh sebab itu
hukum ini juga disebut hukum lavoiser yang pendapatnya adalah ”massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah tetap”. Misalkan, jika kita mencampurkan atau mereaksikan
hidrogen massa 5 g dan oksigen massa 19 g menghasilkan hidrogen oksida dengan
rumus massa = massa hidrogen + massa oksigen jadi 5 g + 19 g = 24 g. Namun,
dalam beberapa kasus seperti membakar kayu dan telah menjadi abu. Bisa jadi abu
lebih ringan daripada kayu tersebut karena hasil reaksi Asap atau Gas Carbondioksida yang lenyap bersama udara.
ü Hukum
Perbandingan Tetap / Hukum Proust
Hukum ini muncul pada tahun 1754-1826
,berdasarkan teori Joseph Louist Proust ”perbandingan
massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap.” Misalnya
perbandingan massa hidrogen dengan oksigen adalah 1 : 6. Jika misalkan massa
hidrogen adalah 3 gram. Maka massa oksigennya adalah 3 x 6 = 18 gram. Hukum perbandingan
tetap ini disebut juga hukum proust untuk mengenang pencipta teori hukum
tersebut.
ü Hukum
Perbandingan Berganda atau Hukum Dalton
Dalton menyelidiki
perbandingan massa unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan memdapatkan
suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum perbandingan
berganda yang menegaskan bahwa”dua
unsur yang dapat membentuk dua senyawa atau lebih memiliki perbandingan
komponen yang mudah dan sederhana.”
ü Hukum
Perbandingan Volume (Penggabungan Volume)
Pada tahun 1808, ilmuwan
Prancis, Joseph Louis Gay Lussac berhasil melakukan percobaan tentang volume
gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai macam gas.
Dia menyimpulkan bahwa ”Pada suhu
dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulai sederhana.”
ü Hipotesis
Avogadro
Hukum Avogadro dicetuskan
oleh seorang ahli fisika Italia yang bernama Amedeo Avogadro pada tahun 1811.
Hukum tersebut menyatakan bahwa ”gas-gas yang volumenya sama, jika diukur
pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama pula.”
ü
Hukum Gas
Untuk
gas ideal Menggunakan persamaan berikut : PV = nRT
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
·
Hukum Boyle
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal
dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
·
Hukum Gay-Lussac
“Volume
gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suhu dan
tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat den sederhana”.
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2
·
Hukum Boyle-Gay Lussac
Hukum
ini dilakukan sebuah penggabungan antara Boyle dan Gay Lussac karena adanya
perluasan hukum terdahulu dan diturunkan dengan keadaan harga n = n2 sehingga
diperoleh persamaan: P1. V1
/ T1 = P2 . V2 / T2
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon